RESONANSI KRITERIA PEMIMPIN BANGSA

Kedahsyatan hari ini “RESONANSI KRITERIA PEMIMPIN BANGSA”

Quotes of the day “Leadership nation wide (pemimpin sekala nasional) tentunya berbeda dengan pemimpin untuk lingkup dibawahnya, karena setiap tingkatan lingkup berbeda kekuatan masalahnya dan berbeda pula kekuatan pribadiyang sanggup menyelesaikannya !” B-SANMA

Respon terhadap tulisan saya “Power Jati diri pemimpin” yang saya posting ke berbagai media sosial sangat positif.
Mereka menghendaki agar saya lebih mendetailkan ciri – ciri kriteria pemimpin bangsa itu seperti apa dari perspektif kecerdasan resonansi (getaran dan gelombang) jati diri, maka dalam kesempatan ini saya mencoba mengurainya lebih dalam namun padat.

MEMBACA <> MENILAI
Manusia mempunyai substansi diri yang ditampil sebagai 2 lambang umum yang bisa dibaca secara kecerdasan rasional, yaitu lambang Verbal dan non verbal.

Contoh lambang verbal adalah sebagai berikut ,pada suatu ketika kita melihat sahabat kita datang ke kantor tampak bersin – bersin, pucat dan demam…..maka dari bahasa verbalnya (gestur fisik) kita bisa membaca bahwa ybs sakit flu dan demam.

Contoh lambang non verbal adalah sebagai berikut, pada suatu ketika kita melihat sahabat kita datang ke kantor tampak galau, jutek, emosi….maka dari bahasa non verbalnya (gestur jiwa) kita bisa membaca bahwa ybs sedang ada masalah yang membuat dirinya tampak jutek tersebut.

Nach dari dua contoh diatas tampak bahwa kita bisa membaca dari tanda tanda umum yang sudah dikenal sebelumnya sehingga menimbulkan informasi.

Bagaimana dengan Menilai?
Menilai adalah suatu bentuk kesimpulan kita terhadap sesuatu berdasarkan paradigma kita.
Nach namanya paradigma setiap orang bisa sama bisa berbeda tergantung dari sisi mana dia melihatnya dan dari lantai kesadaran mana !, dan hal ini bisa saja kualitas penilaian kita terbiaskan oleh ego,nafsu dan kebijakan kita.

Jadi kata kuncinya membaca dan menilai itu berbeda jauh, antara apel dan jeruk.
Membaca adalah suatu bentuk informasi yang dihasilkan dari membaca data mentah yang ada,dan belum dibentuk suatu kesimpulan apapun, kesimpulan diserahkan pada pembaca bukan?
Sedangkan menilai adalah suatu informasi yang sudah diambil kesimpulan tertentu dan menghasilkan opini…entah opini benar atau menyesatkan.

LAMBANG RESONANSI JATI DIRI
Ada satu lagi bentuk lambang yang selama ini belum tersentuh yaitu lambang resonansi jati diri.
Informasinya berasal dari resonansi DNA (bukan DNA fisik) personal masing – masing dan resonansi DNA alam.
Cara membacanya tidak memakai alat apapun, melalui berbagai macam latihan dari sistem dan tehnik tertentu sehingga menghasilkan kemampuan untuk membaca resonansi jati diri maka baru bisa membaca ranah ini.

Namun dikarenakan tidak semua membaca resonansi jati diri…maka agak sulit dipahami, bahkan bagi mereka yang gelasnya penuh dan berpikir negatif dianggap ngarang ngarang …ya itu dikembalikan ke diri kita masing masing….karena sejatinya lambang resonansi jati diri bergaris lurus dengan lambang verbal…contoh jika dianalisa bahwa kendali emosi kita adalah 95%,maka tentunya dikehidupan nyata lambang verbalnya pribadi tersebut tampak kita tenang, dan lambang non verbalnya kita adalah orang yang sabar.

Maka analisis yang saya tuangkan ini adalah membaca dan bukan menilai.
Dan saya sebagai warga negara Indonesia wajib hukumnya untuk menginformasikan data yang saya baca tanpa mengambil kesimpulan sedikitpun, sedangkan kesimpulan dikembalikan ke pembaca masing – masing.

KRITERIA PEMIMPIN BANGSA DARI KECERDASAN RASIONAL
Mantan aktivis mahasiswa Insitut Teknologi Bandung tahun 1980-an yang sekarang Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, memberikan 10 kriteria pemimpin bangsa versinya seperti yang saya urai dibawah ini :

10 kriteria peimpin bangsa :
Pertama, pemimpin ke depan harus memahami aspek keindonesiaan dengan sempurna mulai sejarah dan kebudayaannya, termasuk perkembangan kemasyarakatan yang meliputi harapan dan kekuatan ekonominya demi membangun cita-cita kemakmuran rakyat.

Kedua, pemimpin masa depan adalah orang yang sanggup mengenal baik sejumlah keunggulan lokal milik bangsa beserta keberagamaannya, untuk kemudian ditransformasikan sebagai aktualitas kehidupan bermasyarakat secara produktif dan terhormat.

Ketiga, pemimpin Indonesia harus mendasarkan adanya dinamika pergaulan internasional terkait peranan bangsa, untuk membawa Indonesia tidak saja sejajar dan dihormati bangsa-bangsa lain, tetapi juga mampu menghadirkan posisi pengayom melalui kepantasan hubungan antarbangsa yang saling membutuhkan.

Keempat, Indonesia memerlukan corak pemimpin yang bergerak cepat untuk memadukan potensi sumberdaya alam nasional dengan pendayagunaan sumberdaya manusia unggul dari bangsa sendiri. Keberlimpahan sumber daya manusia ini diorientasikan bagi kepentingan dan sebesar-besar kemakmuran bangsa.

Kelima, dalam bidang ekonomi, pemimpin disyaratkan dengan gagasan atau azas kerakyatan dalam keputusan ekonomi pemerintah, akibat gagasan mulia itu telah lama absen yaitu sekitar empat dasawarsa.

Keenam, pemimpin bangsa harus memunculkan tegaknya aspek pelayanan birokrasi pemerintah dalam orientasi pelayanan publik yang prima.

Ketujuh, Jumhur menyebutkan pemimpin yang dibutuhkan yakni berlatarbelakang rekam jejak bersih alias tidak berjiwa koruptif, mengedepankan kejujuran, serta cermin seorang pemimpin dengan kesalehan individual yang diidamkan rakyat.

Kedelapan, seorang pemimpin bangsa adalah sosok terbuka dalam menerima masukan dan kritik, untuk ditindaklanjuti ke arah perumusan kebijakan yang menguntungkan publik. Namun pada sisi lain, ia juga seorang pribadi tegas dalam menjalankan kebijakan yang diamanatkan kepadanya

Kesembilan, mengingat syarat pemimpin harus berdimensi ketegasan sikap, maka dia pun selayaknya menggambarkan perjalanan negara berikut pemerintahan bagi pendidikan pendewasaan rakyat, di samping berani memutuskan tidak semua kehendak rakyat dapat dipenuhi.

Kesepuluh, dalam bidang politik, kualitas pemimpin akan dituntut pula menyelenggarakan efektivitas demokrasi dalam tahapan berkemajuan, yang diselaraskan untuk memperkuat basis sosio kultural bangsa dalam setiap keputusan-keputusannya.

KRITERIA PEMIMPIN BANGSA DARI KECERDASAN RESONANSI JATI DIRI
Seperti yang saya urai pada quotes diatas, bahwa setiap tingkat cakupan wilayah itu mempunyai tingkat problematika yang berbeda, hàl ini wajar karena beberapa karakteristik rasional juga berbeda contoh luas wilayah, jumlah penduduknya, kondisi bisnisnya dan perekonomiannya, tingkat kejahatan lokalnya dsbnya sehingga bereefek pada beban secara resonansi jati diri bangsa.

Sehingga harus tahu dulu beban yang dihadapi, baru menentukan kriteria yang layak seorang pemimpin yang pas, jadi sekali lagi untuk menetapkan pemimpin bangsa yang layak…ya tidak bisa dihindari kita harus analisis kondisi bangsa dan negara dulu.

Berikut saya cuplik analisis bangsa ini dari tulisan saya terdahulu,
* Power problematika bangsa ini (akumulasi masalah dalam negeri dan luar negeri) posisi sekarang : 300 milyar ton !
* Beban masalah bangsa ini (baik kedalam negeri maupun keluar negeri), sebesar 86% (jika 100% dianggap tertinggi).
* Perbawa & Daya Pengaruh bangsa ini dalam percaturan global dunia hanya 29% (jika 100% dianggap tertinggi)

Bandingkan dengan beberapa contoh power problematika setingkat wilayah di Indonesia.
Saya tuangkan satu aspek fondasi saja yaitu Power Problematika.
* Power problematika wilayah DKI jakarta, posisi sekarang :190 juta ton !
* Power problematika wilayah Solo, posisi sekarang : 16 juta ton
* Power problematika wilayah Bali, posisi sekarang : 150 juta ton.
* Power problematika wilayah Irian Jaya, posisi sekarang : 302 juta ton.

Dari uraian tampak jelas bahwa untuk memimpin suatu wilayah, agar daya dobraknya efektif dan agar membawa membawa perubahan signifikan maka ndak bisa dihindari perlunya pemimpin yang powernya lebih tinggi dari power problematika wilayah yang dipimpinnya.

Nach mari kita baca lagi cuplikan dari tulisan saya terdahulu, mengenai kriteria alamiah ideal yang harus dimiliki oleh pemimpin bangsa ini untuk 5 tahun kedepan :
*) Frekuensi getaran jati dirinya minimal : 600 ribu /detik.
Bandingkan dengan Obama, 430 ribu/detik – Bung Karno, 820 ribu detik – Rata rata Presiden setelah Bung Karno 120 ribu /detik.

*) Martabat jati dirinya (Dimensi alam jati diri), minimal : 40,
Bandingkan dengan Obama, di 37 – Bung Karno, di 51, – Rata rata Presiden setelah Bung Karno di 14.

*) Power Jati dirinya minimal : 500 milyar ton
Bandingkan dengan Obama, 370 milyar ton – Bung Karno 830 milyar ton, rata – rata Presiden setelah Bung Karno hanya 35 juta ton, kecuali khusus Pak Harto power jati diri yang terpasang (alamiah plus olahan supranatural) adalah 193 milyar ton selama memimpin bangsa ini.

Nach bagaimana dengan data resonansi jati diri alamiah yang saya baca dari 3 aspek tersebut diatas terhadap 2 calon yang sedang bertanding di bursa Capres Indonesia ?

PRABOWO SUBIANTO :
Frekuensi getaran jati dirinya : 700 ribu / detik
Martabat jati dirinya (Dimensi alam jati diri) : 45
Power Jati dirinya : 790 milyar ton

JOKOWI :
Frekuensi getaran jati dirinya : 130 ribu / detik
Martabat jati dirinya (Dimensi alam jati diri) : 20
Power Jati dirinya : 70 juta ton

DAYA DOBRAK PEMIMPIN
Indonesia adalah bangsa dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia yaitu sekitar 240 juta posisi sekarang setelah Cina, India, USA.
Indonesia juga negara kepulauan terbesar di dunia.
Indonesia juga mempunyai hasil bumi yang lengkap serta kekayaan bumi lainnya, seperti emas, minyak dll.

Asumsikan semua calon sama jujurnya, sama kesanggupan membawa amanah sebagai pemimpin, namun itu tidak cukup.
Karena kita perlu pemimpin harus dilengkapi power jati diri yang memadai dan dimensi alam jati diri yang sesuai.
Maka kita perlu pemimpin yang kuat jati dirinya, hebat daya dobraknya, kuat visi misinya.

MEMILIH PEMIMPIN BANGSA BUKAN MAIN – MAIN
Kita semua ingin negara kita lebih baik, lebih sejahtera, lebih damai, lebih aman, lebih maju, lebih bermartabat bahkan lebih dahsyat tampil dipercaturan global, maka ini ndak main main…perlu pemimpin yang kuat secara alamiah power jati dirinya, bukan karbitan !.

Sekali kita salah pilih, kalau jabatan lain bahkan sampai setingkat menteri pun langsung bisa diganti, namun Presiden wach yakita harus menderita naggung bareng bareng selama 5 tahun.
Namun ingat mungkin 5 tahun hitungan waktunya, namun efek keputusan keputusan yang merugikan bangsa akan ditanggung oleh anak cucu…silahkan lihat sejarah keputusan keputusan yang kurang tepat oleh para Presiden terdahulu, efeknya khan masih membebani rakyat sampai sekarang bukan?

Maka gunakanlah hati nurani Anda terdalam dengan memahami kondisi resonansi bangsa ini dan pilihlah Presiden yang tepat !
Saya bukan tim sukses siapapun, atau ikut mendeklarasikan dukungan untuk salah satu calon Presiden manapun.
Saya merasa berkewajiban sebagai anak bangsa untuk memberikan pandangan lain dari perspektif saya agar dipertimbangkan untuk memilih.

Demikian uraian dari kecerdasan resonansi jati diri,silahkan dipakai rujukan…silahkan juga tidak…yang jelas kewajiban saya sudah menyampaikan informasinya.

Hidup itu mempunyai kebebasan dalam memilih, namun tanggung jawab yang dikandungnya itu yang harus dipertanggung jawabkan kelak dan hal ini tidak bebas serta mengikat kita sampai akhir hayat !, termasuk memilih Pemimpin bangsa, karena memilih Pemimpin bangsa beda dengan memilih RT, dampaknya pun beda…efeknya juga beda.

Maka sekali lagi gunakan analisis Anda, yang kemudian gunakan hati nurani terdalam, karena kita akan bertanggung jawab terhadap efek yang ditimbulkannya akibat pilihan kita.

Mudah – mudahan informasi ini menambah kedalaman keimanan dan ketaqwaan kita bersama.

Salam kasih dan kedahsyatan hidup
LEMBAGA INDIKATOR AUTENTIK RESONANSI SPIRITUAL
GERAKAN MEMBUMIKAN KEAGUNGAN JATI DIRI
ww.ts-code.net

Semangat berbagi untuk ke Agungan hidup, perspektif kecerdasan resonansi jati diri.
Navigator Resonansi Jati diri
Konsultan Gaya hidup resonansi jati diri dan keagungan sekrup jiwa
Amabilidad es el portador de la paz !
To Love -ToCare -ToGive