MENEMBUS HAKEKAT IBADAH QURBAN

MENEMBUS HAKEKAT IBADAH QURBAN
Memulyakan dan mengagungkan 3 pilar qurban

“Ibadah Qurban bukan hanya berqurban fisik, hakekatnya memulyakan dan mengagungkan 3 pilar fondasinya, hal ini seharusnya merubah secara mendasar lisan, sikap dan perilaku diri lebih baik dan asli bukan dibuat buat”
LivingOnBadarAlHaq Scientific Wisdom

Ibadah qurban sama halnya dengan ibadah haji, bersifat simbolik, bukan sebuah ritual berupa menumpahkan darah untuk mendapatkan pertolongan Allah melalui kematian makhluk lain.

Qurban bagi umat Islam salah satunya adalah merupakan ungkapan terima kasih kepada Allah SWT atas limpahan rezeki dengan cara berbagi makanan berharga kepada mereka yang tidak mampu.

Sejarah mengatakan, bahwa penyembelihan hewan qurban sebenarnya sudah ada sejak pra-Islam. Bahkan dipraktekkan oleh orang-orang Arab kafir dan juga Yahudi sebagai bentuk persembahan, untuk memperoleh kekayaan dan perlindungan Allah dengan pengorbanan darah.

Islam datang untuk mengubah tradisi tersebut. Penyembelihan qurban bukan untuk mendamaikan Tuhan yang sedang marah atau untuk menebus dosa-dosa.

Penyembelihan qurban menurut Islam adalah untuk memadamkan ego dan keinginan pribadi kepada Allah SWT

Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (قربان).
Maka
Sejatinya Qurban fondasinya untuk meningkatkan kualitas Rasa Penyerahan diri pada Allah SWT.

Adapun 3 pilar ibadah qurban, adalah sebagai berikut :
(1) Hablu minallah,
Sentral tegak pada Allah SWT, memperbaharaui, memperkuat dan memyehatkan kualitas Iman – Taqwa – Rasa Penyerahan diri pada Allah SWT.

(2) Hablu minanas
Hubungan antar manusia.
Rendah hati dan saling memaafkan.

(3) Jiwa
Menyembuhkan dan memperbaharui kualitas jiwa, diantaranya kualitas Interpersonal dan Intrapersonal, dengan fondasi Iman – Taqwa dan Rasa Penyerahan diri pada Allah SWT

Sejatinya semuanya berbicara, baik verbal, non verbal maupun energi, bagaimana dengan hasil komunikasi energi qurban tersebut?

Ciri khusus energi jati diri yang terbentuk bagi mereka yang telah harmoni dengan 3 pilar tersebut diatas adalah :
Manusianya seperti di bungkus didalam kepompong berlapis warna warni dan bentuknya oval, kemudian perlahan merotol, melepaskan semua lapisan tersebut,hingga berubah warnanya berubah menjadi putih, kemudian putih gemerlap, lalu bening kemudian melesat naik keatas.

Ciri khas jati diri mereka yang melakukan Qurban namun nawaitunya tidak tepat serta terjadi penyimpangan
Energinya hitam berlapis lapis berputar membungkus orang yang melakukan qurban tsb.

Ciri khas energi jati diri yang terbentuk bagi hewan qurbannya yang telah dilakukan sesuai dengan syarat dan prosedur yang baik dan benar
Energi hewannya bening dan menebar ke berbagai arah, kemudian naik keatas.

Ciri khas energi jati diri bagi hewan qurban jika terjadi penyimpangan dari syarat dan prosedur seharusnya
energi hewan tersebut terbungkus bayangan hitam pekat, dan menyebar di tingkat bumi fisik.

Maka,
Sahabat sudahkah kita memahaminya?
Yuk, kita perbaiki nawaitu dan cara kita dalam berqurban, dan yang penting bagaimana setelah berqurban, bagaimana dengan lisan, sikap, perilaku serta kesadaran kita terhadap hidup dan kehidupan, apakah ada perubahan?

“Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati “(At-Tagabun [64] : 4)

Salam Allahu Robbi,
Adam Guardanahu Haq,
Navigator Executive Self Leadership Badar Al Haq

Badar Al Haq Self Leadership Intelligent Center
Pusat Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Badar Al Haq untuk Kepemimpinan diri sejati.