NGERI NGERI SEDAP PETILASAN

Petilasan

Keagungan hari ini “NGERI – NGERI SEDAP PETILASAN”

Quotes of the day “Sejatinya petilasan itu hanya diperlakukan sebagai icon budaya, bukan untuk berdoa atau bahkan menyembah kekuatan yang ada di tempat tersebut. Kekuatan dahsyat itu ada didalam diri, sebagai bagian dari percikan cahaya Ilahi yang ada didalam diri setiap insan, maka kenapa kita mencari dari luar diri ? “ B-SAMA

Makna petilasan merupakan istilah bahasa Jawa (dari kata dasar “tilas” atau bekas) yang merujuk pada suatu tempat yang pernah disinggahi atau didiami oleh seseorang (yang penting). Tempat yang dianggap layak disebut disebut sebagai petilasan biasanya adalah tempat tinggal, tempat peristirahatan (dalam pengembaraan) yang relatif lama, tempat pertapaan, tempat terjadinya peristiwa penting, atau tempat yang terkait dengan legenda atau tempat moksa (menghilang dengan jasad fisik).

Sayangnya sampai detik ini masih saja banyak sebagian masyarakat yang suka menjalankan ritual – ritual di banyak petilasan – petilasan yang ada. Ini sangat memprihatinkan. Motivasi mereka secara umum ingin mendapatkan solusi cepat terhadap masalah hidup yang membelitnya atau semacam mendapatkan ilmu atau kekuatan di tempat tersebut.

Mari kita analisa dari dua aspek dasar :

(1) Dari kecerdasan religius / Agama.

Saya yakin semua yang menjalankan laku di petilasan – petilasan tersebut pasti sudah tahu larangan di Agama untuk menjauhkan diri dari aktifitas seperti ini, sebab kita bermain api dengan musrik. Namun kenapa masih ada juga yang melakukan ritual tersebut ?

Ya itu tadi…. Karena mereka mempunyai harapan penyelesaian masalah yang dihadapi dengan jalan pintas. Sedangkan di jalan Agama belum tentu mereka mendapatkan hal tersebut. Maka gelaplah mata hatinya, malah ada lho yang berjanji jika saya sukses dengan jalan ini, maka untuk menebus dosa saya akan menyumbangkan sebagian yang saya dapatkan ke anak yatim dan hal – hal amal lainnya !, waduh…he..7x…bisa secanggih itu ya dasar pembenarnya ?

(2) Dari kecerdasan resonansi jati diri

Seperti yang selalu saya sampakan di beberapa tulisan saya bahwa dalam hidup kita jangan fokus pada manfaat namun fokus pada bahan bakunya yang menghasilkan manfaat tersebut !

Kenapa ?, ya karena kita jangan tertipu dengan keindahan yang dijanjikan oleh energi negatif !

Gini ya energi negatif itu sangat pandai mengkopi diri, sehingga tampak seperti energi positif.

Juga dia sangat bisa memberikan sesuatu kekuatan yang bermanfaat bahkan bisa untuk menyembuhkan. Karena  sejatinya perang antar energi negatif untuk saling menyembuhkan itu adalah hal yang wajar di dunia energi, namun sebenarnya energi negatif tersebut digantikan dengan energi negatif lainnya, yang mempunyai dampak yang berbeda.

Maka perlunya kita memahami dan membaca getaran energi. Sebab dengan getaran energi ini…kita tidak bisa ditipu, mereka hanya bisa menipu dari penglihatan, pendengaran serta perasaan. Namun dengan membaca getaran energi…mereka tida bisa menutupi getaran alamiah mereka.

Begitu pula dengan masalah keilmuan, harta dsbnya. Kata kuncinya…sudahlah stop mengunjungi tempat – tempat seperti itu. Karena taruhlah itu makam ulama atau kyai yang mempunyai karomah tertentu, khan lebih baik mohon pada Allah Sang Maha Dahsyat yang mempunyai karomah jauh lebih dahsyat dari apa yang dimiliki manusia, bahkan sumber dari segala sumber karomah..

Dan secara kecerdasan resonansi jati diri, rata – rata sebagian besar tempat petilasan tersebut sudah di dominasi oleh energi negatif yang mengkopi diri seakan – akan ruh dari mereka yang ada di makam tersebut.

Jika masih positifpun lantas untuk apa ?, khan lebih hebat dari kekuatan dalam diri yang merupakan bagian dari percikan cahaya Ilahi.

Maka yuuk kita berbenah diri, tinggalkanlah ritual tersebut, percayalah hal tersebut justru :

(1) Mencederai dan mendropkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita.

(2) Mendropkan martabat jati diri kita ke level energi yang kita yakini untuk di ritualkan !

(3) Membangun ikatan terhadap energi tersebut sampai tujuh turunan, suka ndak suka, ngerti ndak ngerti, mau tidak mau.

Semoga tulisan ini makin meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita dan membuka kesadaran bahwa untuk menyelesaikan rintangan hidup tidak ada jalan pintas, yang ada jalan percepatan yang tetap menjalankan hukum sebab akibat. Kita tidak bisa lari dari tanggung jawab hidup dari sebab apa – apa yang kita pilih.

Sesungguhnya apapun yang terjadi dalam hidup kita itu adalah dari kita sendiri, dan lingkupnya bisa berasal dari kehidupan sekarang ataupun dari kehidupan masa lalu. Sebab hukum keadilan Tuhan itu lingkupnya bukan hanya dari kehidupan sekarang saja.

Jadi apabila kita berjuang untuk mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan Allah Sang Maha Dahsyat melalui jalur murni spriitual, bukan jalur supranatural atau kekuatan metafisik (spiritual bukan kekuatan supranatural dan metafisik) maka otomatis kita juga akan diperhatikan oleh BELIAU dan secara signifikan dipercepat penyelesaian bentuk tanggung jawab yang masih harus kita selesaikan.