LESSON FROM ABDURAHMAN BIN MULJAM

*# LESSON FROM ABDURAHMAN BIN MULJAM #*

(Pembunuh Amirul Mukmin Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu)
Menakar sumber kekuatan kesadaran Abdurahman Bin Muljam
Mengkaji ketrampilan Ber Agama

Seri menggali muatan Self Inner Leadership / muatan Kepemimpinan diri sejati bagi mereka yang telah menguncang dunia.

Dengan metode TS-CODE Ultra Depth Diagnostic Profiler System
(Profiling dan Assessment kepribadian dengan membaca resonansi Personal Human Black Box manusia)

*Al Haq Inner Rahmatan Lil Alamin Movement*
â›” NO â›”
Crime, Hate Spech, Brutality, Againts Humanity, Vileness, Personal Harmness

“Jika kita menjalankan Agama hanya heboh di lapisan lahirnya / Rasio saja (ketrampilan Ber Agama) maka yang kita dapatkan hanya energi fisiknya saja (energi sistem Bumi fisik).
Hal ini mengganjal dan sangat sulit untuk terbukanya kelayakan diri untuk mendapatkan hidayah hakiki dari Allah SWT sebab ketertarikan kita hanya dari sisi fisik / rasio semata, sungguh sangat celaka dan memprihatinkan” B-AMA, Al Haq Scientific Wisdom

“sesungguhnya akan lahir dari orang ini suatu kaum yang rajin beribadah (Shalat, Puasa, membaca al qur’an) tapi tidak sampai melewati kerongkongannya, mereka membunuh orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala, mereka terlepas dari islam sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya kalau aku menjumpai mereka sungguh akan aku perangi mereka sebagaimana memerangi kaum ‘Ad.”
HR Bukhori (2/232) dan Muslim (2/741 dan 742)

*Kajian ini diperuntukkan hanya bagi mereka yang mau membuka diri serta mengosongkan gelas diri dan rendah hati terhadap ke Maha luasan ilmu Allah yang tiada ujung.*

Uraian dibagi 5 bagian pembahasan, yakni :
(1) Siapakah Abdurahhman Bin Muljam?

(2) Ulasan pemahaman dan perilaku sekte khawarij Abdurahhmab Bin Muljam

(3) Muatan resonansi jati diri Abdurahhman bin Muljam

(4) The Wisdom of Abdul Kadir Al Jaelani

(5) Kesimpulan

*(1) SIAPAKAH ABDURAHHMAN BIN MULJAM?*

Merupakan kekeliruan jika ada yang menganggap ‘Abdur-Rahmân bin Muljam dahulu seorang yang jahat. Sebelumnya, ‘Abdur-Rahmân bin Muljam ini dikenal sebagai ahli ibadah, gemar berpuasa saat siang hari dan menjalankan shalat malam. Namun, pemahamannya tentang agama kurang menguasai.

Meski demikian, ia mendapat gelar al-Muqri`. Dia mengajarkan Al-Qur`ân kepada orang lain. Tentang kemampuannya ini, Khalifah ‘Umar bin al Khaththab sendiri mengakuinya. Dia pun pernah dikirim Khaliifah ‘Umar ke Mesir untuk memberi pengajaran Al-Qur`ân di sana, untuk memenuhi permintaan Gubernur Mesir, ‘Amr bin al-’Aash, karena mereka sedang membutuhkan seorang qâri.

Dalam surat balasannya, ‘Umar menulis: “Aku telah mengirim kepadamu seorang yang shâlih, ‘Abdur-Rahmân bin Muljam. Aku merelakan ia bagimu. Jika telah sampai, muliakanlah ia, dan buatkan sebuah rumah untuknya sebagai tempat mengajarkan Al-Qur`ân kepada masyarakat”.

Sekian lama ia menjalankan tugasnya sebagai muqri`, sampai akhirnya benih-benih pemikiran Khawârij mulai berkembang di Mesir, dan berhasil menyentuh ‘âthifah (perasaan)nya, hingga kemudian memperdayainya sehingga akhirnya tercatat dalam sejarah bersama 2 orang lainnya dia berhasil membunuh Amirul Mukmin Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu

*(2) ULASAN PEMAHAMAN DAN PERILAKU SEKTE KHAWARIJ ABDURAHHMAN BIN MULJAM*

Untuk memahami hal ini mari saya kutib uraian sdr *Ihdinasshiratal
Zulham A Mubarrok, Pemimpin Redaksi NUkita*

*Iblis bermulut Qur an Berjubah Nabi*

“Hukum itu milik Allah, wahai Ali. Bukan milikmu dan para sahabatmu.”

Teriakan itu menggema ketika Abdurrahman bin Muljam Al Murodi menebas leher sahabat Ali bin Abi Thalib, karomallahu wajhah. Subuh 7 Ramadhan itu duka menyelimuti hati kaum muslimin. Nyawa sahabat yang telah dijamin oleh Rasululah SAW menjadi penghuni surga itu hilang di tangan seorang saudara sesama muslim. Ali terbunuh atas nama hukum Allah dan demi surga yang entah kelak akan menjadi milik siapa.

Tidak berhenti sampai disana, saat melakukan aksinya Ibnu Muljam juga tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”

Sebagai hukuman atas aksinya mencabut nyawa seorang khalifah, Ibnu Muljam kemudian dieksekusi mati dengan cara qishas. Proses hukuman mati yang dijalankan terhadap Ibnu Muljam juga berlangsung dengan penuh drama. Saat tubuhnya diikat untuk dipenggal kepalanya dia masih sempat berpesan kepada algojo:

“Wahai Algojo, janganlah engkau penggal kepalaku sekaligus. Tetapi potonglah anggota tubuhku sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku disiksa di jalan Allah.”

Ibnu Muljam meyakini dengan sepenuh hati bahwa aksinya mencabut nyawa suami sayyidah Fathimah, sepupu Rasulullah, dan ayah dari Hasan dan Husein itu adalah sebuah aksi jihad fi sabilillah.

Seorang ahli surga harus meregang nyawa di tangan seorang muslim yang meyakini aksinya itu adalah di jalan kebenaran demi meraih surga Allah.

Potret Ibnu Muljam adalah realita yang terjadi pada sebagian umat Islam di era modern. Generasi pemuda yang mewarisi Ibnu Muljam itu giat memprovokasikan untuk berjihad di jalan Allah dengan cara memerangi, dan bahkan membunuh nyawa sesama kaum muslimin.

Siapa sebenarnya Ibnu Muljam?
Bisa Anda baca di uraian (1) diatas.

*Meskipun Ibnu Muljam hafal Alquran, dan rajin beribadah, tapi semua itu tidak bermanfaat baginya. Ia mati dalam kondisi *su’ul khatimah*, tidak membawa iman dan Islam akibat kedangkalan ilmu agama yang dimilikinya.*

Afiliasinya kepada sekte Khawarij telah membawanya terjebak dalam pemahaman Islam yang sempit. Ibnu Muljam menetapkan klaim terhadap surga Allah dengan sangat tergesa-gesa dan dangkal. Sehingga dia dengan sembrono melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama Islam. Alangkah menyedihkan karena aksi itu diklaim dalam rangka membela ajaran Allah dan Rasulullah.

*Sadarkah kita bahwa saat ini telah lahir generasi-generasi baru Ibnu Muljam yang bergerak secara massif dan terstruktur.*

*Mereka adalah kalangan saleh yag menyuarakan khilafah dan pembebasan umat Islam dari kesesatan. Mereka menawarkan jalan kebenaran menuju surga Allah dengan cara mengkafirkan sesama muslim. Ibnu Muljam gaya baru ini lahir dan bergerak secara berkelompok untuk meracuni generasi-generasi muda Indonesia.*

Sehingga mereka dengan mudah mengkafirkan sesama muslim, mereka dengan enteng menyesatkan kiai dan ulama.

*Raut wajah mereka memancarkan kesalehan yang bahkan tampak pada bekas sujud di dahi. Mereka senantiasa membaca Alquran di waktu siang dan malam. Namun sesungguhnya mereka adalah kelompok yang merugi.

Rasulullah dalam sebuah hadits telah memperingatkan kelahiran generasi Ibnu Muljam ini:
“… Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Alquran. Dimana bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Alquran dan mereka menyangka bahwa Alquran itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Alquran itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya.” (Sahih Muslim)

Kebodohan mengakibatkan mereka merasa berjuang membela kepentingan agama Islam padahal hakikatnya mereka sedang memerangi Islam dan kaum muslimin.

Wahai kaum muslimin dan nahdliyin, waspadalah pada gerakan generasi Ibnu Muljam. Mari kita siapkan generasi muda kita agar tidak diracuni oleh golongan Ibnu Muljam gaya baru. Islam itu agama Rohmatan Lil Alamin. Islam itu agama keselamatan. Islam itu merangkul, dan bukan memukul.

*(3) MUATAN RESONANSI JATI DIRI ABDURAHHMAN BIN MALJUM*

*Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Q.S. Al-Qamar : 49)*

*Muatan dalam diri Abdurahhman bin Maljum*
Seperti terlihat dalam hasil diagnostic bahwa Abdurahman Bin Maljum kesadaran dan keyakinannya di dominasi ekstrak energi / Inner CEO dirinya berupa *Raja Iblis dari Alam Iblis saf 2 lapisan 11 bernama Grozak an Zakar.*

Inner CEO negatif dalam dirinya ini berserta 7 anak buah nya (asli anak buah di alamnya ada 230 juta) sudah mendominasi kesadaran dan keyakinannya s/d 99%.

Terlihat tingkat
(1) EQ, Emotional Quotient 13%
(2) SQ, Spiritual Quotient 27%
(3) TRQ, True Self Resonance Quotient 1/10 ^ -13 %

Penyimpangan dalam dirinya dari kebenaran Ilahi 98.7%

*(4) THE WISDOM OF ABDUL QADIR AL.JAELANI*

Untuk memahami fenomena paham Abdurahman Bin Maljum dimana sebetulnya banyak melanda umat Islam (dalam kadar menjalankan dan kedalaman ibadah Agama), maka kenapa berbeda antara umat Islam dengan mereka yang setingkat minimal.Muslim.

Mari kita simak paparan Abdul Qadur Al Jaelani mengenai kualitas Taqwa dan ibadah umat Islam.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Kebanyakan dari kalian tidak bersentuhan dengan kenyataan.
*Kalian berpura-pura mempraktikkan Islam, sedangkan pada kenyataannya kalian tidak mengamalkannya secara sungguh-sungguh.*
*Celakalah kalian !*
*Kalian hanya menyandang nama Islam saja, tetapi tidak mendatangkan kebaikan apa pun karena kalian melalaikannya.*

*Kalian mungkin melaksanakan syariat, tetapi hanya pada lahirnya saja, tanpa pengamalan batin. Pengamalanmu hanya di lapisan lahir sehingga tak bernilai sama sekali.*

Bentuk lahiriah kalian mungkin berada di mihrab, tetapi wujud batin kalian sedang pamer (riya) dan kalian sedang berbuat munafik.

Dari permukaan kalian dipandang shaleh dan penuh pengabdian kepada Allah, padahal kenyataannya tidak karena wujud batin kalian penuh dengan hal-hal haram.

*Kalian mungkin melihat diri kalian bersih dari noda dalam padangan para ahli syariat tetapi bagaimana mungkin kalian dapat lolos dari keadaan tak tercela pada pandangan para ahli ilmu (ahlul-‘ilm).*

*Para ahli ilmu mampu melihat mereka dengan cahaya Allah dan mengenali Kebenaran (Al-Haqq).*

Jika dilihat oleh mata kaum awam, mungkin kalian adalah orang-orang yang melaksanakan shalat, berpuasa, selalu bertasbih, membayar zakat, menunaikan haji, berprilaku warak, bertakwa dan zuhud. *Namun sebaliknya, jika dilihat oleh ahlul-‘ilm, kalian adalah orang-orang munafik, dajjal, dan penghuni neraka.*

*Mereka mampu melihat puing-puing kehancuran rumah-rumah kalian dan bangunan agama kalian. Mereka mampu melihat tanda-tandanya melalui wajah-wajah kalian.* Namun, untuknya mereka tidak mengatakan apa pun kepada kalian. *Kedekatannya kepada Allah membuat mereka telah menutup mulut mereka . Karena perindungan-Nya telah membuat lidah-lidah mereka tertahan.*

Karena itu, *kalian harus mengamalkan hakikat Islam, agar iman bisa datang kepada kalian secara sempurna,* kemudian mampu menumbuhkan keyakinan kalian, *memahami makrifatullah, mampu melakukan munajat dan muhadatsah kepada-Nya.*

*Maka, gunakan akal sehat kalian! Janganlah kalian puas hanya dengan bentuk-bentuk luar ibadah semata.* Kerjakanlah kewajiban-kewajiban kalian, lakukan dengan tulus, sebab dengan begitu kalian akan diselamatkan.”

—Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir
#DariPageTasawufUnderground

*(5) KESIMPULAN*
Saya sering menyampaikan bahwa menjalankan ibadah tidak cukup trampil namun perlu digali kedalaman kualitas ibadah Agamanya, jadi *berbeda jauh antara Ketrampilan ber Agama dengan Kualitas ber Agama apalagi Kemurnian ber Agama*.

*Al Qur’an nya sama, Sholatnya sama, Puasanya sama namun tingkat kualitas kedalamannya berbeda.*

Kondisi diatas diakibatkan karena memahami Agama hanya stop dalam aspek Rasio.

Mereka ini lupa bahwa salah satu Rukun Iman adalah *Iman kepada Ghaib*.
Juga dalam surat Al Baqarah ayat 3 dikatakan bahwa
*Mereka yang beriman kepada yang gaib*, yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”,(QS.al Baqarah(2) : 3)

Ghaib itu tak kasat mata.
Tak kasat mata itu adalah energi.
Energi itu tidak kelihatan namun ada dan mempengaruhi kehidupan manusia s/d 70%.

Energi ada 3 kategori yaitu
(1) Energi Negatif
(2) Energi Positif
(3) Energi Al Haq.

Semuanya ini ada didalam diri dan diluar diri manusia (kecuali energi Al Haq hanya bersemayam di Qolbu manusia dan Al Qur an serta ayat ayat alam Al Haq) yang aktif mempengaruhi manusia sesuai dengan kenyamanan dan ketertarikan dalam hidup, maka tipe energi yang spesifik dan senada dengan sikap perilaku serta gaya hidupnya itulah yang ketarik (karena sama frekuensi dengan tingkat emosi dan penyakit hati yang membentuk kesadaran serta keyakinannya) dalam pikiran dan perasaaannya.

Hukum kekekalan energi mengatakan bahwa *energi akan saling tarik menarik sesuai dengan frekuensi yang sama*

Jika kita masih saja memelihara belief system negatif, emosi negatif dan penyakit hati maka secara pasti selalu menarik energi negatif sebab bukankah frekuensinya juga negatif?.

Maka
Wajarlah jika banyak kita jumpai umat Islam yang sangat piawai beribadah (Shalat, Baca Qur An, Puasa) namun masih saja jiwanya di bungkus oleh emosi negatif dan penyakit hati serta dalam dirinya masih saja ada muatan negatif yang mendominasi sehingga membentuk dirinya pribadi yang kaku dan gelap dalam memaknai Agama secara kaffah murni Al Haq.

Dengan kekakuan seperti ini, sehingga juga menutup diri mereka dengan keluasan ilmu Allah karena memahami Agama seperti memakai kacamat kuda dan seperti burung onta memasukkan kepalanya dalam pasir semuanya salah kecuali dirinya dan sangat suka sekali mengkafirkan dan memusrikan umat hanya dengan refrensi dan pemahaman yang dangkal mengenai Agama.

Mereka juga menutup diri terhadap orang orang yang ber ilmu luas.

Hal ini karena dominasi Rasio tersebut diatas, tanpa dilengkapi dari sisi keredasan resonansi jati diri.

Saudaraku yang baik hatinya,
Dalam penggalian Agama seyogyanya harus Cover Both side yaiu Rasio dan Resonansi Agama.

Rasio ranahnya Rasio pikiran (bahasa rasio / kasat mata)
Resonansi ranahnya rasio Qolbu (bahasa energi Al Haq)

Tidak bisa hanya salah satu misalnya hanya Rasio Agama saja atau Resonansi Agama.

Dengan mengkaji secara rasio Agama maka kita memperluas wawasan rasio.

Dengan memahami dan menjalankan Resonansi Agama maka kita memastikan diri untuk tetap di jalur energi Al Haq. sebab semuanya tampak tanda tanda yang jelas bagi orang yang berilmu.

Sebab resonansi adalah kepekaan rasa Qolbu sebagai sarana untuk berselancar di jalur energi Al Haq hakiki.

Dengan memahami keduanya, maka membentuk diri ini luwes dan fleksible sebagai pribadi pembelajar namun tegas di jalur Al Haq hakiki bukan piawai di jalur Al Haq abal abal.

Nach tinggal diri ini memilih yang mana, dan satu hal ang jangan dilupa bahwa bagi orang berilmu itu adalah segala sesuatu ada ukurannya, segala sesutu ada tandanya secara alamiah dan tentunya mengkajinya dengan bahan baku energi dan pengetahuan Al Haq.

*Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Q.S. Al-Qamar : 49)*

Demikian diagnosa Self Inner Leadership Abdurahhman Bin Maljan, mudah mudahan makin meningkatkan kualitas keImanan – keTaqwaan dan Rasa Penyerahan diri kita pada Allah lebih baik, luas dan dalam.

✅*FIGHT FOR – AWAKENING*✅
Human Inner Origin, Promise Keeping & Integrity, Grandness Prophetic Leadership, Humanity, Unconditional Love Awareness, Justice – Peace -Prosperity, Nature Awareness.

*Let’s Unleash Origin Al Haq Leader In You*
Living on Al Haq Values in Grand Divine Real World application

Salam Allahu Robbi
To Love – To Give – To Care
Baginda Adam Muhammad Akbarnahu
Navigator Executive
Grandness Leadership Intelligent Center
Imperium Garda Ring Waqulja Al Haq Yaa Haq

Gen Ores (Generation Origin Resonance)
Generasi Perduli kemurnian ahlak berbasiskan energi Al Haq Kepemimpinan Diri Sejati