Quotes of the day :
A civilization is a heritage of beliefs, customs, and knowledge slowly accumulated in the course of centuries, elements difficult at times to justify by logic, but justifying themselves as paths when they lead somewhere, since they open up for man his inner distance. Antoine de Saint-Exupery
Better to be without logic than without feeling. Charlotte Bronte
Saudaraku yang mulia,
Sering saya kedatangan calon siswa atau pasien TS-CODE Coaching yang menanyakan bagaimana menjelaskan ke keluarganya atau handai taulannya bahwa TS-CODE ini logic.
Nach ini kata kuncinya Logic. Saya paling seneng dengan istilah ini. Karena sangat kebetulan sekali latar belakang saya adalah Sumber daya manusia dan Sistem Informatika teknologi. Pendidikan terakhir saya adalah Magister Informatika.
Saya 15 tahun berangkat dari programmer sampai terakhir Sistem Designer Informatika. Jadi dengan pengetahuan yang saya geluti sekian lama semuanya bergerak di otak kiri, yaitu Logic !
Apa sebetulnya makna logic, dalam arti bebas adalah : “jalan pikiran yg masuk akalâ€. Masuk akal, bagaimana makna Masuk akal ? Apakah karena kita tidak faham maka disebut tidak masuk akal? Apakah karena sesuatu tersebut tidak kelihatan maka disebut tidak masuk akal? Apakah karena alat ukur yang ada di peradaban sekarang ini tidak bisa mengidentifikasikan , maka disebut tidak masuk akal?
Tentunya sering kita mengatakan sesuatu itu tidak masuk akal, dengan alat ukur atau pertimbangan kita !
Nach ini, alat ukur apa yang kita pakai?, sudah cocokkah alat ukur yang kita pakai terhadap subyek yang kita nilai?…contoh jika kita melihat benda,..mobil misalnya disebut masuk akal, barang itu ada..karena kita menggunakan alat ukur mata untuk melihat, dari melihat ini otak memproses apa refrensi obyek yang kita lihat ini dalam database di otak kita. Ketika menemukan yang pas, maka dikenali sebagai mobil !
Kita ada five sense sebagai pengindra kita dalam mengukur atau mengenali dunia kehidupan kita, ada penglihatan, ada pendengaran, ada penciuman, ada peraba dan perasa. Semuanya ini harus ada refrensinya, yang sudah terekam dalam database kita di otak.
Sebelum saya lanjut lebih jauh, mari kita renungkan, beberapa contoh dibawah ini :
- Dulu di abad pertengahan, di dataran Eropa yang mengatakan Bumi itu bulat, langsung di hokum mati. Kenapa?…karena pemahaman pada saat itu Bumi itu datar, da nada titik pinggir yang dibatasi oleh jurang. Yang mengatakan Bumi bulat, dibilang gila, atau tidak masuk akal, atau langsung dijuluki penyihir serta dihukum mari dengan dibakar ! Dan ini disetujui oleh otoritas pemerintahan pada saat itu.
Saya tidak bisa membayangkan dan ingin meilihat wajah orang-2 pada saat itu (yang mengeksekusi) jika mereka mengetahui bahwa Bumi itu bulat nyatanya !
- Berikutnya, dulu dikatakan terbang itu tidak logis, tidak masuk akal dan tidak mungkin, karena kita tidak punya sayap. Penemu pesawat Wright bersaudara, ketika awal membuktikan bisa terbang, itu dicerca, dihina, dan lain sebagainya. Namun apa yang ada sekarang ?, begitu pula ilmuwan yang lainnya, seperti Thomas Alfa Edison, Graham Bell, dll dalam membuktikan teori serta kenyataanya.
- Dulu saya sendiri meyakini bahwa manusia tidak akan pernah / tidak mungkin bisa melipat diri secara terbalik kebelakang, bukan melengkung, ini tidak masuk akal. Namun ketika saya melihat seorang penari balet, yang bisa melipat diri masuk ke koper, sedemikian fantastisnya, maka gugurlah keyakinan saya !
Contoh – contoh diatas adalah contoh yang kasat mata. Bagaimana dengan yang tak kasat mata?…apakah dikarenakan tidak bisa dilihat dengan mata fisik maka sesuatu itu tidak logis?
Saudaraku yang mulia, begini. Kita sering mengabaikan keguna’an 3 hal pokok yaitu (1) Otak kanan kita (2) Lapisan otak terdalam, yaitu Batang Otak kita (3) Mata jati diri kita (lapisan lebih halus dari mata spiritual).
Komponen diatas ini menggunakan indera perasa spiritual (bukan perasa tangan atau lidah). Komponen ini menangkap kehalusan tak kasat mata, dengan getaran dan gelombang.
Contoh nafas kita tidak kelihata namun ada !, apakah karena tidak kelihatan maka kita mengatakan tidak ada? Dan tidak logic?
TS-CODE adalah teknologi yang berbasiskan applied Fisika Quantum. Apa itu Fisika Quantum?…secara bebas hukum Fisika Quantum mengatakan bahwa “Everything in this universe is Energy†/ Segala sesuatunya dalam kehidupan ini adalah energy “
Energy mempunyai resonansi yaitu getaran dan gelombang !
Sehingga Fisika Quantum sangat erat berkaitan dengan salah satu Hukum Universal yaitu Resonance Law / Hukum Resonansi. Dan hal ini menjelaskan wajarlah kalau TS-CODE disebut “True self Resonance Intelligenceâ€.
Dikarenakan TS-CODE menitik beratkan pada tampilnya jati diri murni dan energy kehidupan.
(1)Â Jati diri bukan hal yang baru. Ilmu psikologi sudah banyak membahas dan meneliti mengenai ini.
(2)Â Energi kehidupan, sudah ribuan penelitian yang dilakukan dalam aspek Fisika Quantum !
Jati diri dalam TS-CODE digali dari aspek resonansinya. Masih ada streamlinenya dengan ilmu psikologis, namun menyentuh lebih dalam yang ilmu psikologis tidak bisa menyentuhnya.
Sedangkan masalah energy kehidupan. Banyak pengetahuan yang menggali ini seperti Prana, Reiki, Tsing Chi, Energy Psychology , Energy Medicine, dll. Yang membedakan antara TS-CODE dengan ilmu energy lainnya adalah ada 3 hal dasar, yakni :
- TS-CODE menggali lapisan-2 energi yang pengetahuan lainnya tidak paham
- TS-CODE menggali resonansi jati diri, sebagai inti Kemenangan sejati kehidupan
- TS-CODE mempunyai system navigasi yaitu HKQI, Human Key Quality Indicator sebagai system early warning system diri di lapangan hidup kita.
Dengan sistem navigasi ini juga, para siswa TS-CODE dapat membedakan energy kehidupan dari lapisan mana?, dapat mengukur suatu pengetahuan dari lapisan jati diri yang mana, dapat menganalisa kebenaran energy positif yang sebenarnya taua abu-2 atau benar-2 negatif dll hal-2 yang berkaitan dnegan kehidupan lainnya.
Semua yang berkaitan dengan energy / tidak kasat masa maka masuk di wilayah Otak kanan, kemudian Batang otak kita dan terakhir ke mata jati diri kita. Maka hal ini hanya bisa memakai alat ukur RASA dan KEYAKINAN.
Sesungguhnya dunia energy itu jauh melampaui dunia bentuk. Energi adalah realitas akhir alam semesta. Dari butir pasir terkecil hingga planet terbesar atau segala seuatunya di alam semesta semuanya secara terus menerus tanpa henti bergetar !
Dari hasil penelitian Fisika Quantum yang berulang kali, bahwa benda padat itu kelihatan padat dikarenakan perpaduan sementara dari energy yang menjadi bentuk. Dari tingkat paling dasar, batu, lembah, bukit, gunung, samudra dan semuanya itu terdiri dari energy.
TS-CODE mengolah 3 lapis tubuh, yaitu tubuh fisik, tubuh energy dan tubuh jati diri.
TS-CODE tujuan utamanya
(1)Â Mengembalikan diri manusia ke kondisi aslinya
(2)Â Memuliakan kehidupan dan alam yang dimulai dengan memuliakan diri
(3)Â Menegakkan kebenaran dnegan cara-2 resonansi jati diri.
(4)Â Mengawal Era Keagungan seluruh manusia sebagai bentuk rahmatan lil alamin / rahmat untuk semua, dengan cara-2 resonansi jati diri.
Adapun ilmu pengetahuan yang membidani TS-CODE adalah :
- Neuro Management, yaitu NLP, Neuro Language Programming, Neuro semantics, Â Psycho Cybernatics, Â Hypnotherapy dan Transpersonal Psychology.
- LEM (Life energy management), Â Prana, Reiki, Merpati putih ,Satria Nusantara, Â Energy psychology, Â EFT, Emotional Fredom Technique, Â Awareness Energy.
- Awareness Method, The 11th Element method, Â Sedona Method
TS-CODE adalah kecerdasan Resonansi Jati diri yang merupakan penyempurna kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan resonansi jati diri / True self resonance intelligence merupakan penutup kecerdasan majemuk / Multiple Intelligence dari Howard Gardner yang merupakan kecerdasan ke 10 setalah kecerdasan ke 9, yakni Existentialist.
Jadi kembali ke topic kita saat ini apakah TS-CODE itu logic?
Maka hal ini bisa dilihat dari :
(1)Â Alat ukur apa yang kita pakai, bagaimana kalau alat ukurnya belum ada di peradaban manusia saat ini, apakah langsung dikatakan tidak logic?
(2)Â Seberapa paham kita tahu akan pengetahuan ini. Seberapa dalam Anda tahu mengenai hal ini?
(3)Â Refrensi apa yang kita pakai?, bagaimana jika suatu pengetahuan belum ada refrensinya?..apakah hal ini juga tidak logis?
Jadi saudara-2 ku yang mulia, yuuk mulai sekarang kita dalam hidup, tidak hanya menajamkan indra kita ke dunai bentuk, namun perlu juga menajamkan perangkat-2 indera ke dunia energy. Sehingga kematangan hidup dan kedalaman hidup dapat anda peroleh !